Wanita pada umumnya akan selalu mempertahankan penampilannya dengan
berbagai cara, baik dengan perawatan kecantikan ataupun dengan diet.
Dalam hal diet, kebanyakan orang meyakini makan makanan berat yang
tentunya mengandung berkarbohidrat cukup tinggi, terutama disaat malam
hari akan menambah berat badan dan mengakibatkan seseorang menjadi
gemuk. Namun berdasarkan hasil penelitian ditemukan makan makanan
berkarbohidrat tinggi pada malam hari ini justru memiliki efek yang
sebaliknya. Mungkin cara diet ini terinfluens dari ibadah puasa yang
dijalankan oleh seluruh umat islam ketika bulan Ramadhan, dimana umat
islam baru dibolehkan makan pada saat berbuka yang waktunya telah
menjelang malam hari. Hal tersebut tentunya menjadikan mereka harus
makan dimalam hari guna mengembalikan energinya. Memakan makanan
berkarbohidrat tinggi pada malam hari seperti mengkomsumsi semangkuk
pasta, menjadi makanan yang sangat efektif untuk mengurangi risiko
seseorang menderita penyakit jantung dan diabetes, hal tersebut
didsarkan dari hasil studi dari Hebrew University. Pada hasil
studi ini pula ditegaskan bahwa memakan makanan berkarbohidrat tinggi
akan menjadi sumber energi seseorang, dan dapat memberika efek yang
mengenyangkan serta memiliki manfaat untuk mempengaruhi produksi hormon
yang berkaitan dengan faktor risiko serangan jantung, sehingga cara diet
ala muslim seperti ini sangat besar dimungkinkan bagi orang yang
memiliki berat badan yang lebih agar bisa menjadi langsing. “Gagasannya
muncul dari beberapa studi tentang aktivitas kaum Muslim selama bulan
Ramadan ini, ketika mereka berpuasa di siang hari dan makan makanan
berkarbohidrat di malam hari yang menunjukkan bahwa kurva pelepasan
leptinnya berubah karenanya,” tutur Profesor Zecharia Madar, peneliti senior dari Ministry of Education, Israel seperti dikutip dari Daily Mail.
Hal
tersebut kemudian diperkuat dengan dilakukannya penelitian terhadap 78
anggota kepolisian sebagaimana yang dimohonkan oleh peneliti untuk
melakukan diet ala puasa Ramadan (makan karbohidrat di malam hari) atau
menjalani diet pengendalian berat badan (makan karbohidrat di siang
hari). Dalam kurun waktu 6 enam bulan kedepan, peneliti mengamati efek
diet terhadap para partisipan yang terdiri oleh ke-78 anggota kepolisian
terhadap pelepasan tiga hormon; leptin (hormon yang mempengaruhi rasa kenyang), ghrelin (hormon yang mempengaruhi rasa lapar) dan adiponektin (hormon yang dikaitkan dengan obesitas, resistensi insulin dan sindrom metabolik).
Berdasarkan
hasil studi tersebut, maka peneliti memproleh hasil bahwa diet ala
puasa Ramadan ini mendorong perubahan positif pada profil hormon
partisipan yang diminta melakukannya. Selain itu, efek lain yang
dirasakan oleh partisipan diet ala Ramadan menjadi tidak mudah lapar
serta memiliki berat badan, lingkar perut dan lemak tubuh yang lebih
baik ketimbang kelompok lainnya.
Terjadinya perbaikan kadar gula dalam darah, lipid
darah, serta tingkat peradangan merupakan hasil laporan lainnya yang
ditemukan oleh peneliti terhadap para partisipan. Dari hasil studi
tersebut, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa mengkomsumsi makanan
berkarbohidrat tinggi pada malam hari sangatlah bermanfaat, terlebih
bagi orang yang sangat berpotensi mengalamami diabetes ataupun penyakit kardiovaskular yang diakibatkan obesitas yang dialamaninya.
Berdasarkan hasil studi ini sebagai mana yang dipublish dalam jurnal Obesity and Nutrition, Metabolism and Cardiovascular Diseases, dimana “temuan
ini juga memberikan alternatif diet yang lebih baik bagi orang-orang
yang sulit mempertahankan metode dietnya dari waktu ke waktu” tutup Profesor Madar.
Sumber : Erwin Miradi's Blog
0 komentar:
Posting Komentar